My Journey

Selasa, 24 April 2012

PENYEBAB DINAMIKA POLITIK LOKAL


Perkembangan dan wacana tentang dunia perpolitik sampai kapanpun akan selalu menarik untuk di kaji secara lebih lanjut. Sebab bagaimanapun juga dunia perpolitik merupakan salah satu jalan yang paling efektif yang biasa digunakan oleh elit penguasa untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan yang lebih tinggi tersebut. Entah perpolitakan yang digunakan itu melalui politik yang kotor maupun politik yang bersih. Namun yang jelas dunia perpolitikan selalu menjadi sorotan seluruuh masyarakat dan dunia publik.
Apalagi bila yang dikaji dan diperbincangkan terkait dengan berbagai dinamika dan perkembangan politik yang terjadi di arus bawah (Politik lokal). Tentunya akan mempunyai kesan tersendiri. Hal ini akan mempunyai daya tarik tersendiri dan unik dibandingkan dengan membicarakan politik elit pemerintah pusat. Mengingat politik yang terjadi di arus bawah sepanjang masa pemerintahan otoriter di bawah rezim orde baru dan reformasi, pemilihan kepala daerah selalu saja dikuasai dan di setting oleh sekelompok elit Jakarta maupun di daerah-daerah. Sehingga para arus bawah tidak dapat mengetahui dan mengerti tantang bagaimana proses dan seleksi yang dilakukan pemerintah pusat.
Memang Sejak proses reformasi digulirkan delapan tahun terakhir ini, terjadi pergeseran pendulum politik pasca Orde Baru yang merambah hingga ke ranah politik lokal. Pasca masa Orde Baru, kondisi dan dinamika politik yang terjadi di arus bawah, sangat tampak lebih sering sekali menggejolak dan selalu menjadi sorotan dunia Publik. Keadaan semacam ini setidaknya dapat dijelaskan oleh tiga faktor yang paling monumental.
Pertama, konflik politik lokal berpeluang lebar muncul sebagai konflik terbuka, dan tak bisa ditutup-tutupi lagi, misalnya oleh kekuatan politik tingkat pusat. Sebab pada zaman Orde Baru, jangankan konflik politik, konflik sosial pun “tidak sampai ke permukaan”. Itu disebabkan kuatnya “negara” dalam mengontrol segala hal (tetek bengek) urusan politik dari tingkat lokal hingga nasional, dengan pola kebijakan yang amat sentralistik. Sehingga memunculkan kebebasan yang belum pernah dialami.
 Kedua, akibat ledakan politik yang belum bisa lepas sepenuhnya dari fenomena eforia. Hakikat berpolitik pun rata-rata belum bisa dipahami secara benar. Menjadi politisi masih dianggap sama dengan profesi lain. Mochamad Basuki, misalnya, bahkan terang-terangan mengatakan, kalau mau kaya jadilah politisi. Tentu saja ungkapan ini agak aneh, mengingat profesi politisi, berbeda dibanding pengusaha.
Dan yang ketiga, bisa dijelaskan dengan teori “desentralisasi korupsi”. Meminjam sinyalemen Ketua Indonesian Corruption Watch (ICW) Teten Masduki, pasca-Orde Baru, tak hanya struktur kebijakan sentralistik yang berubah, seiring otonomi daerah (desentralisasi), tetapi juga pola korupsinya. Bila dulu korupsi terpusat, itu bisa dipilah ke lingkup “istana” (Cendana), kini polanya menyebar dan merata dari tingkat pusat dan daerah. Setidaknya lebih ekspresif.
Dalam perjalannya, pergulatan politik di arus bawah panca otomonomi memiliki banyak persoalan yang cukup pelik. Hal ini disebabkan karena banyaknya elemen masyarakat yang ingin menduduku roda kepemimpinan, meskipun dalam ranah arus bawah. Sehingga banyak menibulkan konflik dan pertumpahan darah yang tak pernah terselesaikan. Ironisnya, dalam keadaan semacam ini, maka kekuatan dan kekayaanlah yang menentukan. Meskipun orangnya cerdas dan mempunyai jiwa kepemimpinan serta komitmen yang tinggi, akan dengan mudahnya tersingkirkan dalam pertarungan. Jika orang tersebut tidak mempunyai kekayaan untuk menyogok dalam pemilihan tersebut. Dan hal semacam ini akan tetap saja terus terjadi akibat dari kebebasan yang mereka miliki.

(Diktat Dinamika Politik dan Pemerintahan Lokal)

Jumat, 20 April 2012

yang kemudian berarti...

Siap atau tidak, suatu hari semuanya pasti akan berakhir

Tidak akan ada lagi matahari yang terbit, tidak ada menit, jam ataupun hari.

….

Semua materi yang kita kumpulkan, baik itu uang yang didapat ataupun hal yang bersifat fisik lainnya akan diteruskan ke orang lain.

Kekayaan kita, ketenaran dan kekuasaan yang sesaat akan menghilang dan menjadi tidak berarti lagi.
Sehingga tidak akan penting lagi segala sesuatu yang pernah kita miliki atau yang pernah kita kuasai.



Segala macam rasa dendam, dengki, frustasi dan juga rasa iri pada akhirnya akan hilang.
Hal yang sama juga berlaku kepada harapan, ambisi, rencana dan hal-hal lainnya yang kita inginkan, kesemuanya itu kemudian jadi tidak berlaku lagi.

Kemenangan dan kekalahan yang pada awalnya menjadi sangat penting lalu segera memudar, lenyap dan menghilang.

...

Tidak berarti lagi darimana kita berasal atau disisi mana jalur hidup kita pada akhirnya.



Tidak berarti lagi apakah kita cantik atau brillian. Bahkan jenis kelamin dan warna kulit bukan lagi menjadi satu persoalan.

…..

Jadi apakah yang akan berarti? Bagaimanakah nilai dari hari kita diukur?

……

Yang kemudian berarti adalah bukan apa yang kita beli namun apa yang kita bangun,
Bukan apa yang kita dapat tapi apa yang kita berikan.

……

Yang kemudian berarti bukanlah kesuksesan kita namun keberartian kita.

……

Yang kemudian berarti bukanlah apa yang kita pelajari namun apa yang kita ajarkan

Yang kemudian berarti adalah setiap tindakan dengan integritas, hati, keberanian dan pengorbanan yang memperkaya, memperkuat ataupun mendorong orang lain untuk menyamai kita sebagai contoh dan menjadikan kita sebagai inspirasi.


Yang kemudian berarti bukanlah kemampuan kita namun karakter kita.

……

Yang kemudian berarti adalah bukan seberapa banyak orang yang kita kenal, namun seberapa banyak yang akan merasakan kehilangan yang mendalam ketika kita pergi.

Yang kemudian berarti bukanlah yang kita kenang namun kenangan tentang kita yang akan terus hidup pada mereka-mereka yang mencintai kita.

……

Yang kemudian berarti adalah seberapa lama kita akan diingat, oleh siapa dan bagaimana kita dikenang

……

Menjalani kehidupan yang berarti tidak terjadi dengan sendirinya. Ini juga bukan mengenai keadaan namun ini mengenai pilihan.

Mengenai pilihan untuk menjalani kehidupan yang berarti.


*enjoy your life and do the best for yourself*

(dari berbagai sumber)

Jumat, 13 April 2012

First Notes

Sebetulnya entah kenapa saya membuat buat blog ini, padahal sebelumnya tak pernah terpikirkan untuk membuat blog. akan tetapi beberapa hari terakhir ada seseorang yang membuat saya pada akhirnya ingin membuat blog ini. dialah orang yang selalu saya ingat, dialah orang selalu memotivasi saya (meskipun tidak dengan ucapan, tapi dengan tulisannya, karena jarak kita yang jauh) dalam hal apapun misalnya dalam hal belajar. dialah yang membuat saya suka pada bahasa inggris (awalnya ga) dan hasilnya memuaskan, itu semua karena dia, dialah orang yang (secara tidak langsung) mengingatkan saya bahwa saya bisa melakukannya apapun itu.dan dia adalah...... (rahasia). pada saatnya nanti, saya akan datang ke rumahmu.

so, thanks for you who entered my life, you made me who i am everyday.. included today, yesterday, last week, last month, last year, a few years ago...
# maap kalo salah bhsa inggrisnya